Kamis, Agustus 27, 2009

Polisi: Alat Bukti Antasari Pasti Bikin Banyak Orang Kaget

Rabu, 26 Agustus 2009 | 16:20 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Sejumlah alat bukti telah dipersiapkan guna menjerat Antasari Azhar, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi non-aktif yang telah dijadikan tersangka dalam kasus pembunuhan Bos PT Putra Rajawali Banjaran.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Muhammad Iriawan menjelaskan, seluruh alat bukti telah diserahkan bersamaan dengan penyerahan Antasari kepada Kejaksaan kemarin. “Kami yakin semua alat bukti itu akan membuat banyak orang kaget,” ujar Iriawan ketika ditemui di Mapolda Metro Jaya (26/8).

Iriawan menerangkan, alat bukti yang telah diserahkan beberapa di antaranya adalah rekaman pembicaraan antara Antasari dengan sejumlah tersangka pelaku pembunuhan tersebut. Polisi menyertakan juga rekaman closed circuit television yang disita dari rumah Sigit Haryo Wibisono, salah seorang tersangka yang diduga berperan sebagai penyandang dana. “Semua bukti rekaman telah kami uji dengan melibatkan sejumlah ahli fonologi. Dan hasilnya identik,” kata Iriawan.

Sumber Tempo menyebut bahwa kepolisian juga memiliki alat bukti rekaman suara ketika Antasari bertemu Rhani Juliani, istri siri Nasruddin Zulkarnain di kamar 803 Hotel Gran Mahakam. Rekaman suara itu dibuat Nasruddin dengan cara meminta Rhani mengaktifkan telepon genggamnya selama pertemuan berlangsung. Dari rekaman tersebut, Antasari dan Rhani bahkan diketahui sempat menjalin hubungan intim. “Fakta itu ditolak Antasari. Itu yang membuat Rhani marah besar,” kata sumber tersebut.

Polisi pun telah menyertakan alat bukti lain berupa cek senilai US$ 500 yang diserahkan Antasari kepada Rhani, tidak lama setelah pertemuan mereka berlangsung. Tidak lama setelah hubungan intim tersebut, Rhani memberikan sinyal kepada Nasruddin untuk memergoki pertemuan keduanya di kamar tersebut dengan cara mematikan sambungan telepon. “Jadi Antasari waktu itu sebenarnya sedang diumpan oleh Nasruddin,” kata sumber tersebut.

Ihwal perseteruan itu berawal dari sikap Antasari yang enggan membuka diri terhadap permintaan Nasruddin untuk menemuinya di kantor KPK. Antasari bahkan enggan mengangkat sambungan telepon dari HP milik Nasruddin. “Padahal, sebelumnya Antasari sudah enam kali bertemu di ruangan kantor Antasari di KPK. Cek saja di buku kunjungan KPK,” ujar sumber tersebut. Lalu apa kepentingannya Nasruddin menemui Antasari? “Karena dia minta Antasari merekomendasikannya menjadi Direktur RNI,” lanjut sumber Tempo.


RIKY FERDIANTO

0 komentar:

Menurut anda, haruskah pemerintah menaikkan harga BBM?

 
© free template by uniQue menu with : CSSplay photo header : pdphoto