JAKARTA, Sejumlah pengunjuk rasa yang
berunjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Rabu (18/11),
mengaku tidak tahu untuk apa mereka berunjuk rasa.
Siang ini
sekitar 500 orang dari empat organisasi massa berunjuk rasa. Dari orasi
dan spanduk yang dibawa, mereka mengecam rekomendasi Tim Delapan dan
meminta polisi dan kejaksaan melanjutkan perkara pimpinan Komisi
Pemberantasan Korupsi (nonaktif), Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah.
Ratusan
orang itu mengklaim dirinya sebagai anggota organisasi massa Gabungan
Rakyat Anti Korupsi (GARASI), Bangun Nusa, Forum Masyarakat Peduli
Keadilan, dan Komite Pemuda Nusantara. Sejumlah demonstran yang ditanya
Kompas.com mengaku berasal dari Tanah Tinggi, Johar Baru, Cengkareng, dan Manggarai.
Beberapa spanduk dan poster yang mereka bawa, antara lain, bertuliskan
"Tim
Delapan Bukan Malaikat", "Tim Delapan = Badut Hukum", "Presiden Jangan
Terpengaruh oleh Rekomendasi Tim Delapan", dan "Tim Delapan Kumpulan
Badut-badut Bermasalah, Jangan Diikuti".
Faisal (27), dari
GARASI, mengaku tidak kenal siapa saja anggota Tim Delapan. Berkaus
oblong merah dengan celana jins dan bersandal jepit, Faisal berada di
tengah kerumunan pengunjuk rasa. "Saya cuma diajak temen ikutan demo," kata Faisal yang mengaku sehari-hari bekerja sebagai wiraswasta.
Senada dengan Faisal, Ronald (30) pun mengaku, ia ikut unjuk rasa ini karena diajak teman. Kompas.com bertanya
pada lelaki yang memiliki tato di bahu kanan kirinya, kenapa kasus
Bibit-Chandra harus dilanjutkan. Ia menjawab sambil tertawa kecil,
"Karena Tim Delapan sok kuasa."
*KOMPAS.com
Kamis, November 19, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
It's Another great article from you. Imagine what it would look like in the form of a clothes, puzzle and calendar.
Thanks
Posting Komentar