Susno Duaji
Komjen Pol Susno Duaji boleh
dibilang sebagai salah seorang tokoh sentral dalam “perseteruan” antara
polisi dan Komisi Pemberantasan Korupsi. Ia adalah Kepala Badan Reserse
dan Kriminal Mabes Polri. Dalam terminologi polisi Kabareskrim acap
juga disebut Trunojoyo 3. Trunojoyo adalah nama jalan di mana Mabes
Polri berada. Trunojoyo 1 merujuk pada Kapolri, sementara Trunojoyo 2
mengacu pada Wakapolri.
Susnolah yang pertamakali mencetuskan
istilah “cicak” melawan “buaya”. Ia yang memimpin penyelidikan dan
penyidikan dalam perkara pimpinan KPK (nonaktif) Bibit Samad Rianto dan
Chandra Hamzah yang berujung pada penahanan terhadap keduanya.
Kepala
Polri Bambang Hendarso Danuri akhirnya menyatakan permintaan maaf
secara terbuka di hadapan para pemimpin media massa, Senin (2/11).
Menurut Bambang, “cicak” dan “buaya” adalah pernyataan oknum pejabat
Polri dan bukan pernyataan institusi Polri.
“Saya sebagai
Kepala Polri meminta maaf atas pernyataan itu," tegas Bambang. Ia
menegaskan, akan ada langkah konkret yang akan diambil terhadap Susno.
Nama Susno berulangkali juga disebut dalam percakapan telepon Anggodo dan sejumlah orang.
Pada 22 Juli terjadi percakapan antara Anggodo dan mantan Jaksa Agung Muda Intelijen Wisnu Baroto.
"Nanti
malam saya rencananya ngajak si Edi (Edi Sumarsono) sama Ari (Ari
Muladi) ketemu Truno 3 (Kabareskrim Komjen Susno Duadji)," kata Anggodo
kepada Wisnu.
Pada 30 Juli 2009, Anggodo kembali menghubungi Wisnu.
Anggodo : Pak tadi jadi ketemu.
Wisnu
: Udah, akhirnya Kosasih (pengacara) yang tahu persis teknis di sana.
Suruh dikompromikan di sana. Kosasih juga sudah ketemu Pak Susno. Dia
juga ketemu Pak Susno lagi dengan si Edi. Yang penting kalau dia tidak
mengaku susah kita. Yang saya penting, dia menyatakan waktu itu supaya
membayar Chandra atas perintah Antasari.
Anggodo : Nah itu. Wong
waktu di malam si itu dipeluk anu tak nanya, kok situ bisa ngomong. Si
Ari dipeluk karena teriak-teriak, dipeluk sama Chandra itu kejadian.
Wisnu : Bohong, nggak ada kejadian, kamuflase saja.
.....................
Anggodo
: Susno itu dari awal berangkat sama saya ke Singapura, itu dia sudah
tau Toni itu saya, sudah ngerti Pak. Yang penting dia enggak usah
masalahin Susno itu kan urusan penyidik Pak. Yang penting dia ngakuin
itu bahwa dia yang merintahken untuk nyogok Chandra, itu aja.
Wisnu
: Sekarang begini, dia perintah kan udah Ari denger, you denger
kan sudah selesai. Dia gak ngaku kan sal.. ga anu..gitu aja
Anggodo : Tapi kalo dia gak ngebantu kita Pak, terjerumus. Dia benci sama Susno
Wisnu : Biarin aja. Tapi nyatanya dia ngomong dipanggil Susno
Anggodo : Dipanggil cuma ditanyain aja, dipancing Susno
Wisnu : Saya sudah ingatken jangan nanti kena sasaran enggak, masuk penjara semua. Udah tak gitu-gituin juga
Dalam
percakapan lain dengan seorang lelaki yang tidak diketahui
identitasnya, Anggodo berucap dengan nada gembira soal kemenangan.
Anggodo : Truno 3 komitmennya tinggi sama kita
Lelaki : Lho kenapa?
Anggodo
lalu menjelaskan soal penetapan Bibit-Chandra sebagai tersangka dengan
demikian keduanya menjadi nonaktif sebagai pimpinan KPK.
(Bersambung)
Selasa, November 03, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar