JAKARTA, KOMPAS.com — Kurs rupiah terhadap dollar
AS di pasar spot antarbank, Jakarta, Senin (2/11) pagi, merosot 50 poin
karena pelaku pasar, terutama asing, melepas rupiah membeli dollar
AS karena mereka khawatir dengan berbagai kasus yang terjadi di dalam
negeri.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menjadi Rp
9.595-Rp 9.605 per dollar AS dibandingkan penutupan hari sebelumnya, Rp
9.540-Rp 9.555, atau turun 55 poin.
Pengamat pasar uang,
Edwin Sinaga, di Jakarta, Senin, mengatakan, merosotnya rupiah dinilai
wajar karena berbagai kasus yang terjadi di dalam negeri memberikan
tekanan negatif pasar. "Kasus penahanan dua wakil pimpinan KPK nonaktif
yang menimbulkan pro dan kontra memicu kekhawatiran pelaku terhadap
hukum di Indonesia," katanya.
Meski demikian, kata Edwin Sinaga
yang juga Direktur PT Finan Corpindo Nusa, rupiah masih berpeluang
untuk menguat lagi karena investor masih berada di pasar menunggu
kelanjutan kasus KPK setelah Presiden menyatakan akan tetap
mempertahankan KPK. "Kami optimistis kasus KPK tidak akan berlangsung
lama yang mendorong pelaku asing kembali masuk pasar," katanya.
Sementara
itu, pengamat pasar uang dari Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan,
mengatakan, rupiah akan kembali menguat pada akhir tahun ini karena
pasar uang itu akan kembali bergairah. "Rupiah diperkirakan akan dapat
mencapai angka antara Rp 9.200 sampai Rp 9.300 per dollar," ujarnya.
Waktu
yang tinggal dua bulan lagi, menurut Fauzi, akan memberikan peluang
bagi rupiah untuk menguat karena Kabinet Indonesia Bersatu II bertekad
akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri makin tumbuh
dengan baik. "Apalagi, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi tahun
2010 akan tumbuh lebih besar dibandingkan tahun lalu," ucapnya.
Indonesia, menurut dia, masih merupakan pasar potensial untuk mencari "gain"
yang lebih baik ketimbang negara Asia lainnya. "Selisih bunga rupiah
terhadap dollar AS yang masih tinggi merupakan faktor utama yang memicu
pelaku untuk lebih baik bermain di pasar domestik," ucapnya.
Senin, November 02, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar